Beranda | Artikel
Tiga Cara Mengetahui: Dia Wali atau Bukan? - Syaikh Abdurrazaaq Al-Badr #NasehatUlama
Jumat, 11 Februari 2022

Tiga Cara Mengetahui: Dia Wali atau Bukan? – Syaikh Abdurrazaaq Al-Badr #NasehatUlama

Ada perkataan yang membuatku takjub, yang diucapkan al-Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullahu Ta’ala.Sungguh kalimat yang begitu berharga. Aku mendapatkannya dalam kitab beliau, “Ar-Ruh”. Beliau rahimahullahu Ta’ala berkata di kitab tersebut, -karena perkara ini mungkin membingungkan bagi sebagian orang-, beliau rahimahullah berkata, “Jika ini membingungkanmu …” -yakni perkara ini membingungkan apakah orang ini seorang wali atau tidak? Bagaimana kamu mengungkap hakikat perkara ini, jika ia membingungkanmu-

Beliau berkata, “Jika perkara ini membingungkanmu, maka ungkaplah hakikatnya melalui tiga hal …” Hafalkanlah tiga hal ini! Beliau berkata, “… maka ungkaplah hakikatnya melalui tiga hal …” Tiga hal ini akan mengungkap hakikat orang itu, apakah dia termasuk wali atau hanya mengaku-aku saja. Apa saja itu? Beliau rahimahullah berkata, …

(PERTAMA)
“Lihatlah shalatnya …” Ini adalah tolak ukur harian Apakah dia orang yang tekun mendirikan shalat atau tidak? Apakah selalu menjaga shalatnya atau tidak? Karena shalat adalah tolak ukur harian yang dapat menyingkap hakikat orang ini. Beliau berkata, “Lihatlah dari shalatnya…” Inilah perkara pertama.

(KEDUA)
Beliau berkata, “Dan yang kedua, cintanya kepada sunnah. …” “… Rasa cintanya kepada sunnah dan kepada orang-orang yang menjalankan sunnah atau dia benci terhadap mereka.” Jika mencintai sunnah dan orang-orang yang mengamalkannya, maka itu salah satu tanda. Namun jika dia sinis terhadap Ahlussunnah dan membenci serta memusuhi mereka, maka itu bukan termasuk tanda dia adalah salah satu wali Allah. Karena para wali Allah mencintai sunnah Rasulullah ‘alaihisshalatu wassalam, dan mencintai orang-orang yang berpegang pada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

(KETIGA)
Dan tanda yang ketiga …Beliau rahimahullah berkata, “Dan seruannya …
kepada Allah dan Rasul-Nya …” Yaitu menyeru kepada Allah dengan ikhlas, dan kepada Rasulullah untuk mengikutinya. “Dan seruannya kepada Allah dan Rasul-Nya …” Berbeda jauh antara orang yang menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya dan orang yang menyeru kepada diri sendiri, dan hanya ingin memperbanyak pengikut, ingin memperbanyak golongannya, ingin diagungkan, dan seterusnya. Yang seperti ini hanya menyeru kepada dirinya. Namun salah satu tanda wali Allah, dia tidak menyeru kepada dirinya sendiri.

(Allah berfirman): “Katakanlah: Ini adalah jalanku …” “Katakanlah: Ini adalah jalanku, untuk menyeru kepada Allah …” (QS. Yusuf: 108) al-Imam asy-Syafi’i berkata, “Aku ingin .jika orang-orang masuk ke dalam agama Allah berduyun-duyun meskipun tubuhku harus dipotong-potong dengan gunting.” “Meskipun tubuhku harus dipotong-potong dengan gunting.” Ini adalah tanda keikhlasan dan kejujuran niat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi, salah satu tanda seorang wali, dia menyeru kepada Allah agar mengesakan-Nya, dan menyeru kepada Rasul-Nya untuk mengikutinya. Dia tidak menyeru kepada dirinya sendiri. Tidak ada sifat wali yang hakiki menyeru, “Bergabunglah dengan kami, jalan yang benar milik kami, dan jadilah …” Tidak! Menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya: Tauhid dan meneladani Rasulullah. Mentauhidkan Allah dan meneladani Rasulullah ‘alaihisshalatu wassalam. Beliau berkata, “Dan seruannya kepada Allah dan Rasul-Nya, … dan memurnikan tauhid dan meneladani Rasul, … serta menjadikan sunnah sebagai sumber hukum. Maka timbanglah orang itu dengan hal itu!” Beliau rahimahullah berkata, “Maka timbanglah orang itu dengan hal itu! …”

Yakni dengan tiga hal ini. “… Dan janganlah menimbangnya dengan keadaannya … atau mukasyafahnya, atau juga kekeramatannya, meskipun dia bisa berjalan di atas air dan terbang di udara.” Bukanlah itu tolak ukurnya. Tolak ukurnya adalah tiga hal ini, yang dengannya dikenali kewalian, dan dengannya terbedakan para wali.

==============================================================================

أَعْجَبَتْنِي كَلِمَةٌ

لِلْإِمَامِ ابْنِ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

ثَمِينَةٌ جِدًّا حَقِيْقَةً

وَجَدْتُهَا فِي كِتَابِهِ الرُّوحِ

يَقُولُ فِيهَا رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى

لِأَنَّهَا الْمَسْأَلَةُ هَذِهِ قَد تَشْتَبِهُ عَلَى بَعْضِ النَّاسِ

يَقُوْلُ رَحِمَهُ اللهُ فَإِنِ اشْتَبَهَ عَلَيْكَ

يَعْنِي هَذَا الْأَمْرُ هَذَا وَلِيٌّ وَلَا غَيْرُ وَلِيٍّ

كَيْفَ تَكْتَشِفُ الْأَمْرَ إِذَا اشْتَبَهَ عَلَيْكَ الْأَمْرُ

قَالَ فَإِنِ اشْتَبَهَ عَلَيْكَ الْأَمْرُ فَاكْشِفْهُ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاطِنَ

احْفَظُوهَا

قَال فَاكْشِفْهُ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاطِنَ

هَذِه ثَلَاثَةُ الْمَوَاطِنِ تَكْشِفُ فِي الرَّجُلِ هَلْ هُوَ مِنَ الْأَوْلِيَاءِ أَوْ هُوَ مِنَ الْأَدْعِيَاءِ

مَا هِيَ؟

يَقُولُ رَحِمَهُ اللهُ

فِي صَلَاتِهِ

هَذَا الْمِيزَانُ الْيَوْمِيُّ

هَلْ هُوَ الْمُوَاظِبُ عَلَى الصَّلَاةِ وَلَا غَيْرُ المُوَاظِبِ؟

مُحَافِظٌ عَلَيْهَا أَوْ غَيْرُ مُحَافِظٍ ؟

لِأَنَّ الصَّلَاةَ مِيزَانٌ يَوْمِيٌّ

يَكْشِفُ لَكَ هَذَا الرَّجُلَ

قَالَ فِي صَلَاتِهِ هَذَا الْأَمْرُ الْأَوَّلُ

قَالَ الثَّانِي

وَمَحَبَّتِهِ لِلسُّنَّةِ

وَمَحَبَّتِهِ لِلسُّنَّةِ وَأَهْلِهَا

أَوْ نَفْرَتِهِ عَنْهُمْ

إِذَا كَانَ يُحِبُّ السُّنَّةَ وَيُحِبُّ أَهْلَ السُّنَّةِ هَذِهِ مِنَ الْعَلَامَاتِ

وَإِذَا كَانَ يُبْغِضُ أَهْلَ السُّنَّةِ

وَيَكْرَهُهُمْ وَيُعَادِيْهِمْ

هَذَا لَيْسَ مِنْ عَلَامَاتِ

أَنَّهُ مِنْ أَوْلِيَاءِ اللهِ

لِأَنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ يُحِبُّونَ سُنَّةَ رَسُولِ اللهِ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

وَيُحِبُّونَ مَن يَتَمَسَّكُوْنَ بِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَالْعَلَامَةُ الثَّالِثَةُ

قَالَ رَحِمَهُ اللهُ وَدَعْوَتُهُ

إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ

إِلَى اللهِ إِخْلَاصًا يَعْنِي

وَإِلَى رَسُولِهِ اِتِّبَاعًا

وَدَعْوَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ

فَرْقٌ بَيْنَ الَّذِي يَدْعُو إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ

وَبَيْنَ الَّذِي يَدْعُو إِلَى نَفْسِهِ

وَيُرِيدُ أَنْ يُكَثِّرَ أَتْبَاعَهُ

وَيُرِيدُ أَنْ يُكَثِّرَ حَاشِيَتَهُ

وَيُرِيدُ أَنْ يُعَظَّمَ وَيُرِيدُ أَنْ … إِلَى آخِرِهِ

هَذَا دَاعِيَةٌ لِنَفْسِهِ

لَكِنْ وَلِيُّ اللهِ مِنْ عَلَامَتِهِ أَنَّهُ لَا يَدْعُو إِلَى نَفْسِهِ

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللهِ

يَقُولُ الْإِمَامُ الشَّافِعِيُّ وَدِدْتُ

لَوْ دَخَلَ النَّاسُ فِي دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا

وَلَوْ قُرِّضَ جِسْمِي بِالْمَقَارِيْضِ

وَلَوْ قُرِّضَ جِسْمِيْ بِالْمَقَارِيْضِ

وَهَذَا عَلَامَاتُ الْإِخْلَاصِ وَالصِّدْقِ مَعَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

فَمِنْ عَلَامَاتِ الْوَلِيِّ أَنَّهُ يَدْعُو إِلَى اللهِ تَوْحِيْدًا

وَإِلَى رَسُولِهِ اِتِّبَاعًا

لَا يَدْعُو إِلَى نَفْسِهِ

مَا فِي عِنْدَ الْوَلِيِّ الصَّادِقِ

تَنْضَمَّ إِلَيْنَا وَالصِّرَاطُ مَعَنَا وَصِرْ كَـ … لَا

دَعْوَةٌ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ التَّوْحِيْدُ وَالاِتِّبَاعُ

تَوْحِيدُ الْمَعْبُودِ وَاتِّبَاعٌ لِلرَّسُولِ

عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ

قَالَ وَدَعَوْتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ

وَتَجْرِيدِ التَّوْحِيدِ وَالْمُتَابَعَةِ

وَتَحْكِيمِ السُّنَّةِ

فَزِنْهُ بِذَلِكَ

يَقُولُ رَحِمَهُ اللهُ فَزِنْهُ بِذَلِكَ

يَعْنِي بِهَذِهِ الْأُمُورِ الثَّلَاثَةِ

وَلَا تَزِنْهُ بِحَالٍ

وَلَا كَشْفٍ وَلَا خَارِقٍ

وَلَوْ مَشَى عَلَى الْمَاءِ وَطَارَ فِي الْهَوَاءِ

لَيْسَتْ هَذِهِ الْمِقْيَاس

الْمِقْيَاسُ هَذِهِ الْأُمُورُ الثَّلَاثَةُ بِهَا

تُعْرَفُ الْوِلَايَةُ وَبِهَا يَتَمَيَّزُ الْأَوْلِيَاءُ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/tiga-cara-mengetahui-dia-wali-atau-bukan-syaikh-abdurrazaaq-al-badr-nasehatulama/